Protes ini terjadi di tengah reaksi yang meluas di Brasil. Jajak pendapat publik yang dilakukan oleh perusahaan konsultan Quaest pada 10 hingga 14 Juli lalu menunjukkan penolakan yang sangat besar dari masyarakat terhadap tarif AS.
Survei yang melibatkan lebih dari 2.000 responden di 120 kota ini mengungkapkan bahwa 72 persen warga Brasil menolak justifikasi Trump atas tarif tersebut, dengan alasan dugaan persekusi politik terhadap mantan presiden Brasil Jair Bolsonaro.
Sebanyak 79 persen responden menyatakan kekhawatiran tarif tersebut akan berdampak negatif pada kehidupan mereka atau keluarga mereka.
Tercatat 53 persen orang yang disurvei mendukung sikap Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva terkait pemberlakuan tarif resiprokal, sementara tingkat kepuasan publik sang presiden naik tipis dari 40 menjadi 43 persen di tengah perselisihan ini.
Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer mengumumkan Washington telah meluncurkan sebuah investigasi terhadap praktik-praktik perdagangan Brasil, dengan fokus pada perlakuan terhadap perdagangan digital dan layanan pembayaran elektronik, yang diklaim oleh AS sebagai tindakan yang diskriminatif dan berbahaya bagi bisnis Amerika Serikat.