Beranda Sains & Teknologi 'Deepfake' Mengancam Ruang Digital Indonesia

'Deepfake' Mengancam Ruang Digital Indonesia

Sejak 2023 hingga 2025, teknologi ini berkembang cepat dalam isu politik maupun penipuan digital.

0
Sejak 2023 hingga 2025, teknologi ini berkembang cepat dalam isu politik maupun penipuan digital.

CARAPANDANG - Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho, menilai tren konten hoaks berbasis deepfake kian mengkhawatirkan. Menurutnya, sejak 2023 hingga 2025, teknologi ini berkembang cepat dalam isu politik maupun penipuan digital.

"Deepfake pertama kali muncul di Indonesia pada 2023 sebelum pemilu (2024)," ujarnya, dalam talkshow Bentara Nusantara RRI, Selasa (9/9/2025). Ia menyebut, pada 2024 publik dikejutkan dengan rekaman audio antara kandidat dengan ketua partai yang sulit dibuktikan palsu.

Tahun 2025, tren penipuan digital berbasis deepfake semakin masif. Kasus menyeret nama tokoh publik seperti Sri Mulyani hingga kepala daerah.

"Tujuannya jelas, untuk mengelabuhi masyarakat," kata Septiaji. Ia menegaskan deepfake kini berdampak sosial besar, bahkan memicu fenomena yang disebut "deepfake wars".

Contoh paling viral adalah video deepfake Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dalam waktu dua hari, Mafindo mencatat ada jutaan orang sudah mempercayainya.

Menurut Septiaji, pembuktian konten deepfake bukan perkara mudah. "Kami gunakan beragam tools untuk mendeteksi, hasilnya tetap gagal," ucapnya.

Ia menjelaskan, teknologi deteksi yang lebih akurat baru dimiliki segelintir pihak. Seperti Google yang mempunyai sistem yang bisa membuktikan video Sri Mulyani palsu.

  • Tags

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here